Jatman Tawarkan Solusi Kepemimpinan Madani Melalui Jalan Tasawuf

Jatman Tawarkan Solusi Kepemimpinan Madani Melalui Jalan Tasawuf
SAJADA.ID, JAKARTA – Integrasi tasawuf dan kepemimpinan dinilai mampu melahirkan model Kepemimpinan Madani yang berakar pada nilai-nilai spiritual Islam sekaligus relevan dengan tantangan modernitas. Pandangan ini disampaikan Prof. Dr. KH. Ali Masykur Musa, M.Si., M.Hum, Mudir ‘Aam Jam’iyyah Ahlith Thariqah al-Mu’tabarah an-Nahdliyyah (Jatman), dalam makalahnya berjudul Tasawuf dan Kepemimpinan: Melahirkan Kepemimpinan Madani, pada Seminar Sufi se-Nusantara yang digelar di Kuala Lumpur, Malaysia, Sabtu (23/8/2025).
Dalam makalahnya yang diterima redaksi sajada.id, Senin (25/8/2025), Prof Ali Masykur menyampaikan, sejarah mencatat Islam berkembang berkat peran ulama dan wali Allah yang menyebarkan nilai-nilai spiritual dan moral. Namun, era globalisasi kini justru menghadirkan krisis multidimensi, termasuk krisis kepemimpinan yang ditandai dengan maraknya korupsi, penyalahgunaan kekuasaan, dan kebijakan yang tidak berkeadilan.
“Kepemimpinan dalam Islam bukan sekadar posisi struktural, tetapi amanah yang akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan Allah,” ujar Ali Masykur Musa, seraya merujuk pada QS. An-Nisa ayat 58 tentang amanah dan keadilan.
Ia menegaskan, tasawuf menjadi solusi fundamental karena berfungsi menyucikan jiwa dari sifat tercela dan menghiasi diri dengan akhlak terpuji. Nilai-nilai seperti keikhlasan, kesabaran, kerendahan hati, dan zuhud merupakan fondasi penting dalam pembentukan karakter seorang pemimpin sejati.
Rasulullah SAW, lanjutnya, telah memberi teladan sebagai pemimpin yang memadukan kapasitas kenegarawanan dengan kedalaman spiritual. “Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya,” kutipnya dari hadis riwayat Bukhari-Muslim.
Ali Masykur Musa menekankan bahwa Kepemimpinan Madani adalah model kepemimpinan berperadaban yang berlandaskan nilai-nilai ilahiyah dan akhlakul karimah. Tujuannya membentuk masyarakat adil, sejahtera, dan bermartabat, sebagaimana termaktub dalam konsep Baldatun Thayyibatun Wa Rabbun Ghafur.
Ia juga menilai, tasawuf sejalan dengan teori kepemimpinan modern, seperti Transformational Leadership dan Servant Leadership. Kedua model itu sama-sama menekankan keteladanan, inspirasi, kerendahan hati, dan pelayanan kepada masyarakat—nilai-nilai yang sejajar dengan prinsip shiddiq, amanah, dan tawadhu’ dalam tasawuf.
Dalam perspektif peradaban, ia merujuk pada pandangan Ibnu Khaldun tentang pentingnya keadilan dan solidaritas sosial (‘ashabiyyah). Pemimpin yang menjalani proses penyucian jiwa akan menjadi perekat sosial sekaligus penegak keadilan, sehingga mampu melahirkan peradaban madani yang unggul secara material maupun spiritual.

Partner of Republika Network. Official Media Yayasan Rumah Berkah Nusantara. email: infosajada.id, Silakan kirimkan info